Posted by
Abdul Azis
On Thursday, July 19, 2012
- Keutamaan bulan Ramadan
- Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu
surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu. (Shahih Muslim
No.1793)
- Wajib berpuasa Ramadan jika melihat hilal awal Ramadan dan berhenti puasa
jika melihat hilal awal Syawal. Jika tertutup awan, maka hitunglah 30 hari
- Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi
wassalam bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan sambil mengangkat
kedua tangannya dan bersabda: Janganlah engkau memulai puasa sebelum engkau
melihat hilal awal bulan Ramadan dan janganlah berhenti puasa sebelum engkau
melihat hilal awal bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30
hari). (Shahih Muslim No.1795)
- Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Apabila engkau melihat hilal (awal bulan
Ramadan), maka hendaklah engkau memulai puasa. Apabila engkau melihat hilal
(awal bulan Syawal), maka hendaklah engkau berhenti puasa. Dan apabila tertutup
awan, maka hendaklah engkau berpuasa selama 30 hari. (Shahih Muslim No.1808)
- Larangan berpuasa satu atau dua hari sebelum bulan Ramadan
- Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Janganlah engkau berpuasa satu atau dua
hari sebelum Ramadan, kecuali bagi seorang yang biasa berpuasa, maka baginya
silakan berpuasa. (Shahih Muslim No.1812)
- Bulan yang berjumlah 29 hari
- Hadis riwayat Ummu Salamah Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam pernah bersumpah tidak akan menemui sebagian istri-istrinya
selama sebulan. Dan setelah 29 hari berlalu, beliau datang menemui mereka.
Kemudian beliau ditanya: Wahai Nabi! Baginda bersumpah tidak akan menemui kami
selama satu bulan. Mendengar itu, beliau bersabda: Sesungguhnya bulan itu
berjumlah 29 hari. (Shahih Muslim No.1816)
- Arti pernyataan Nabi Shallallahu alaihi wassalam bahwa dua bulan yang
terdapat hari raya, jumlah harinya tidak berkurang
- Hadis riwayat Abu Bakrah Radhiyallahu’anhu: Dari Nabi Shallallahu alaihi
wassalam, beliau bersabda: Dua bulan yang terdapat hari raya, harinya tidak
berkurang; hari raya Ramadan dan bulan Zulhijah. (Shahih Muslim No.1822)
- Waktu berpuasa dimulai sejak terbitnya fajar dan seseorang dibolehkan makan
dan lainnya sampai terbit fajar, sifat fajar yang berkaitan dengan masuknya
waktu berpuasa serta masuknya waktu salat subuh dan sebagainya
- Hadis riwayat Adi bin Hatim Radhiyallahu’anhu: Ketika turun ayat: Sehingga
nyata bagimu benang yang putih dari benang yang hitam, yaitu fajar, maka Adi bin
Hatim berkata kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: Wahai Rasulullah,
sungguh saya meletakkan benang berwarna putih dan benang berwarna hitam di bawah
bantalku, sehingga aku dapat mengenali antara waktu malam dan waktu siang hari.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Sesungguhnya bantalmu itu
sangat lebar. Sesungguhnya yang dimaksud adalah hitamnya (gelapnya) malam dan
putihnya (terangnya) siang pada saat fajar. (Shahih Muslim No.1824)
- Hadis riwayat Sahal bin Saad Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Ketika turun
ayat: Makan dan minumlah hingga nyata bagimu benang yang putih dari benang yang
hitam. Beliau berkata: Seorang lelaki mengambil seutas benang yang berwarna
putih dan seutas benang berwarna hitam. Lalu ia makan sampai kedua benang
tersebut kelihatan jelas olehnya, sampai akhirnya Allah menurunkan ayat
kelanjutannya Pada waktu fajar, sehingga persoalannya menjadi jelas. (Shahih
Muslim No.1825)
- Hadis riwayat Abdullah bin Umar Radhiyallahu’anhu: Dari Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam bahwa beliau bersabda bahwa ketika Bilal
mengumandangkan azan pada malam hari, maka makan dan minumlah kalian sampai
engkau mendengar azan yang dikumandangkan oleh Ibnu Ummu Maktum. (Shahih Muslim
No.1827)
- Hadis riwayat Ibnu Masud Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Janganlah sekali-kali azan Bilal itu
mencegah salah seorang di antara kalian untuk makan sahur, karena Bilal
mengumandangkan azan atau memanggil pada malam hari adalah untuk mengingatkan
orang yang sedang salat qiyam (akan dekatnya waktu fajar) dan untuk membangunkan
orang yang masih tidur. Selanjutnya beliau bersabda: Janganlah engkau hiraukan
ucapan seseorang bahwa fajar itu begini begini sambil membenahi letak tangannya
kemudian mengangkatnya ke atas, sesungguhnya fajar yang dimaksud ialah begini,
sambil merenggangkan celah di antara kedua jarinya. (Shahih Muslim No.1830)
- Keutamaan sahur, sunat mengakhirkan makan sahur dan menyegerakan berbuka
- Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam bersabda: Makan sahurlah kalian, karena pada makan sahur itu
terdapat keberkahan. (Shahih Muslim No.1835)
- Hadis riwayat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Kami pernah
makan sahur bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam Kemudian kami
melaksanakan salat. Kemudian saya bertanya: Berapa lamakah waktu antara keduanya
(antara makan sahur dengan salat)? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam
menjawab: Selama bacaan lima puluh ayat. (Shahih Muslim No.1837)
- Hadis riwayat Sahal bin Saad Radhiyallahu’anhu: Bahwa Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam bersabda: Orang-orang itu senantiasa dalam kebaikan selama
mereka menyegerakan berbuka. (Shahih Muslim No.1838)
- Keterangan waktu berakhirnya puasa dan berlalunya waktu siang
- Hadis riwayat Umar Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam bersabda: Ketika malam datang, siang pergi dan matahari pun
terbenam, maka saat itulah orang yang berpuasa mulai berbuka. (Shahih Muslim
No.1841)
- Hadis riwayat Abdullah bin Abu Aufa Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Kami
pernah bepergian bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam di bulan
Ramadan. Ketika matahari terbenam, beliau bersabda: Wahai fulan, singgahlah dan
siapkanlah hidangan buat kami! Orang yang disuruh berkata: Wahai Rasulullah,
bukankah sebaiknya baginda tangguhkan sebentar? Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam bersabda: Singgahlah dan siapkan hidangan buat kami! Kemudian ia
singgah dan menyiapkan hidangan, lalu ia memberikannya kepada beliau. Nabi
Shallallahu alaihi wassalam meminumnya, kemudian bersabda sambil memberikan
isyarat kedua tangannya: Jika matahari sudah terbenam di arah sana dan malam
sudah datang dari arah sana, maka orang yang berpuasa boleh berbuka. (Shahih
Muslim No.1842)
- Larangan puasa wishal (sambung)
- Hadis riwayat Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu: Bahwa Nabi Shallallahu alaihi
wassalam melarang puasa sambung (terus-menerus tanpa berbuka). Para sahabat
bertanya: Bukankah baginda sendiri melakukan puasa wishal? Nabi Shallallahu
alaihi wassalam menjawab: Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Aku diberi
makan dan minum. (Shahih Muslim No.1844)
- Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu alaihi wassalam melarang puasa sambung. Kemudian salah seorang
sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, bukankah baginda sendiri melakukan puasa
wishal? Beliau bersabda: Siapa di antara kalian yang seperti aku? Sesungguhnya
di malam hari aku diberi makan dan minum oleh Tuhanku. Ketika mereka enggan
menghentikan puasa sambung, beliau sengaja membiarkannya sehari sampai beberapa
hari. Kemudian pada hari berikutnya, mereka melihat bulan (tanda masuk bulan
Ramadan). Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam lantas bersabda: Kalau bulan
itu tertunda datangnya, niscaya akan aku tambah lagi berpuasa sambung buat
kalian sebagai pelajaran bagi mereka, karena mereka enggan berhenti puasa
sambung. (Shahih Muslim No.1846)
- Hadis riwayat Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam pernah mengerjakan salat di bulan Ramadan. Kemudian aku datang
ikut salat di samping beliau. Kemudian datang lagi orang lain dan ikut pula
mengerjakan di sampingku dan seterusnya, sampai kira-kira sebanyak sepuluh
orang. Ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam merasa akan keberadaan kami
di belakangnya, beliau meringankan salat kemudian pulang ke rumah untuk
melanjutkan salat yang masih tersisa. Pagi harinya aku tanyakan hal itu kepada
beliau: Apakah semalam engkau sengaja memberikan pelajaran kepada kami? Beliau
menjawab: Betul, itulah alasan yang membuat aku melakukan seperti itu. Anas
berkata: Kemudian Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam melakukan puasa
sambung. Hal itu terjadi di akhir bulan Ramadan. Me
0 comments:
Post a Comment
Terima Kasih
Salam Admin